Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata Benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan sese orang, tukar
menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu
kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan,
berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.(Hardjana, 2003).Longman Dictionary of Contemporary English memberikan definisi kata communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain (to make opinions, feelings, information etc, known or understood by others) Arti lain yang juga dikemukakan dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau bertukar (to exchange) pendapat, perasaan, informasi dan sebagainya. Sedangkan communication
diartikan sebagai tindakan atau proses berkomunikasi (the act or
process of communicating).Dennis Murphy dalam bukunya Better Business
Communication, sebagaimana dikutip oleh Drs. Ig Wursanto (1994) dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor, mengatakan: "Communication is the whole process used to reach other minds" (komunikasi adalah seluruh proses yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain). Sedangkan menurut Harwood, "Communication is more technically defined as a process for conduction the memories" (komunikasi didefinisikan secara lebih teknis sebagai suatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan-ingatan).Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3 unsur yaitu:
Awal tahun 1960-an, David K. Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal dengan ”SMCR”, yaitu: Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima).
Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya.
Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari:
- Satu orang.
- Banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang.
- Massa.
Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan tanggung jawab utama dari seorang komunikator/sender/pengirim :
a. mengirim pesan dengan jelas;
b. memilih channel/saluran/media yang cocok untuk mengirim pesan; dan
c. meminta kejelasan bahwa pesan telah diterima dengan baik.
Untuk
itu, komunikator dalam menyampaikan pesan/informasi/berita harus
memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia
sampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya. Dalam menyampaikan pesan,
komunikator harus menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan pihak yang menerima.Adapun pesan/informasi/berita yang dikirim dapat berbentuk perintah/instruksi, saran, usul, permintaan, pengumuman, berita duka dan lain sebagainya.
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan.Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling bergantian. Komunikan/penerima adalah partner/rekan dari komunikator dalam komunikasi. Sesuai dengan namanya ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan. Penerima mungkin mendengarkan pembicara atau menuliskan teks atau mengintepretasikan pesan dengan berbagai cara.
Tanggungjawab penerima pesan adalah:
a. berkonsentrasi pada pesan untuk mengerti dengan baik dan benar akan pesan yang diterima;
b. memberikan umpan balik pada pengirim untuk memastikan pembicara/pengirim bahwa pesan telah diterima dan dimengerti (ini sangat penting terutama pada pesan yang dikirimkan secara lisan).
Dengan diterimanya umpan balik dari pihak komunikan,
maka akan terjadi komunikasi dua arah (two-way traffic atau two-way
flow of communication).Apabila antara pengirim berita dengan penerima
berita mempunyai pengalaman yang sama, maka komunikasi dapat berjalan
dengan lancar.
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Pesan bersifat verbal (verbal communication) antara lain:
- Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan).
- Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan).
Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) yaitu:
- Gestural communication (menggunakan sandi-sandi -> bidang kerahasiaan)
Saluran Komunikasi dan Media Komunikasi
Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Terdapat dua cara:
- Non mediated communication (face to face), secara langsung.
- Dengan media.
Channel/saluran/media
Channel
adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator
kepada komunikan. Atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang
digunakan oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa kata-kata atau
tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk
mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon,
televisi, fax, photocopy, hand signal, E-Mail, sandi morse, semaphore,
SMS dan sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung
pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto 1994). Ada tiga macam
bentuk berita:
a. Berita yang bersifat Audible, yaitu berita yang dapat didengar, baik secara langsung maupun tidak langsung (sarana telepon, radio, lonceng, sirene);
b. Berita yang bersifat Visual, yaitu berita yang dapat dilihat, yang berbentuk tulisan, gambar-gambar, poster serta tanda-tanda seperti sinar lampu, bendera;
c. Berita yang bersifat Audio-visual yaitu berita yang dapat didengar dan dilihat, baik melalui televisi, film, pameran, maupun kesenian.
Dalam
praktek komunikasi, channel/media tidak selalu diperlukan oleh
komunikator. Artinya komunikasi dapat dilakukan secara langsung tanpa
medium, di mana isi pesan komunikator sampai kepada komunikan tanpa
melalui media dan feedback dari komunikan kepada komunikator juga tidak
melalui media. Proses komunikasi seperti ini disebut sebagai komunikasi
langsung atau face to face/direct communication.Ada beberapa ciri komunikasi face to face, atau komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi, yaitu:
1) arus pesan yang cenderung dua arah;
2) konteks komunikasinya tatap muka;
3) tingkat umpan balik yang terjadi tinggi;
4) kemampuan mengatasi tingkat selektivitas terutama(selective exposure) tinggi;
5) kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif lambat;
6) efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap.
(Liliweri,1991)
Efek Komunikasi
Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya.
Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan:
- Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu).
- Afektif (sikap seseorang terbentuk).
- Konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran.
Aspek komunikasi efektif
Aspek - Aspek Komunikasi yang Efektif
Sedikitnya ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif , yaitu :
Sedikitnya ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif , yaitu :
Kejelasan ( clarity ) .
Bahasa
maupun informasi yang disampaikan harus jelas . Kapan kita menggunakan
kata ini , anu , dan sejenisnya , maka akan menyebabkan ketidakjelasan
terkait dengan pesan yang disampaikan . Hal ini akan menyebabkan
munculnya salah tafsir , salah persepsi , dan sebagainya . Kejelasan (Clarity) bahasa maupun informasi yang disampaikan harus jelas. Dalam kehidupan kita sehari-hari, seringkali kita mendengar ucapan-ucapan seperti ini: "Masalahnya ininya belum dianukan". Apa ini dan di apakan? Akan lebih mudah dipahami maknanya bila, misalnya, kata ini diganti buku dan kata anu diganti bagi. Jadi kalimat itu berbunyi: Masalahnya, bukunya belum dibagikan
Ketepatan ( accuracy ) .
Bahasa
dan informasi yang disampaikan harus benar - benar akurat dan tepat .
Bahasa yang digunakan harus sesuai dan informasi yang disampaikan harus
benar . Artinya sesuai dengan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan .
Bisa saja informasi yang ingin kita sampaikan belum tentu kebenarannya ,
tetapi apa yang kita sampaikan benar - benar apa yang memang kita
ketahui . Inilah yang dimaksud akurat di sini .Ketepatan (accuracy): bahasa dan informasi yang disampaikan harus betul-betul akurat alias tepat. Bahasa yang digunakan harus sesuai dan informasi yang disampaikan harus benar. Benar ini artinya sesuai dengan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan. Bisa saja informasi yang ingin kita sampaikan belum tentu kebenarannya, tetapi apa yang kita sampaikan benar-benar apa yang memang kita ketahui. Inilah yang dimaksud akurasi di sini.
Konteks ( CONTEX ) .
Bahasa
dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan kondisi dan
lingkungan di mana komunikasi itu terjadi . Bisa saja kita menggunakan
bahasa dan informasi yang jelas dan tepat , tetapi karena konteksnya
tidak tepat maka reaksi yang kita terima tidak sesuai dengan yang
diharapkan . Konteks (contex): bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa
dan informasi yang jelas dan tepat tetapi karena konteksnya tidak
tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Contohnya, sepulang kerja seorang suami berkata kepada istrinya:
"Dindaku, tolong kanda berikan segelas air nan jernih, kanda haus
sekali." Dari segi kejelasan dan keakuratan bahasa dan informasi tidak
ada masalah. Tetapi konteksnya tidak tepat, sehingga mungkin sang istri tidak segera mengambil air melainkan bertanya tentang keadaan sang suami.
Alur ( flow ) .
Keruntutan
alur bahasa dan informasi akan sangat penting dalam menjalin komunikasi
yang efektif . Sewaktu kita meminjam uang misalnya , kita cenderung
mengajukan kesulitan - kesulitan kita sebelum kita menyampaikan maksud
kita untuk meminjam uang . Mungkin begitu juga pada saat kita pertama
kali menyampaikan perasaan jatuh cinta pada seseorang . Alur (flow): keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif. Sewaktu kita meminjam uang, misalnya, kita cenderung mengemukakan kesulitan-kesulitan kita terlebih dahulu sebelum kita menyampaikan maksud kita untuk meminjam uang. Mungkin begitu juga pada saat kita pertama kali menyampaikan perasaan jatuh cinta pada seseorang.
Budaya ( culture ) .
Aspek
ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi , tetapi juga tatakrama
atau etika . Bersalaman dengan satu tangan untuk orang sunda mungkin
terkesan kurang sopan , tetapi untuk etnis lain mungkin suatu hal yang
biasa.Budaya (Culture) aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga tatakrama atau etika. Bersalaman dengan satu tangan bagi orang Sunda mungkin terkesan rada
kurang sopan, tetapi bagi etnis lain mungkin suatu hal yang biasa.Kata
“Juancu” bagi arek-arek Suroboyo merupakan kata yang lumrah didengar dan dapat diterima. Tetapi bagi wong Solo atau Jogja, mungkin risih mendengar kata itu.
Ketika
kelima aspek tersebut di atas dapat terpenuhi dalam proses komunikasi ,
maka proses komunikasi yang efektif dapat terlaksana dengan baik selain
juga dipengaruhi oleh faktor - faktor manusianya .
Studi kasus
Di
sebuah hotel berbintang 5 di kota jakarta,di bagian f&b deparment
khususnya main kitchen sering terjadi miss komunikasi antar section atau
pun sesama staff di main kitchen hal ini sering menimbulkan masalah dan
menimbulkan kerugian bagi hotel tersebut. informasi yang bersumber dari
executif chef sering terjadi perubahan dan menjadikan banyak tafsir
dari karyawan yang mendengarkan informasi tersebut.
Solusi
Pertama
kita mencoban menganalisis apa yang menyebabkan terjadi miss komunikasi
dari informasi yang kita berikan apakah pesan kita,sertelah
menemukannya kita mencoba menggantinya dengan cara yang lebih
baik.sebagai contoh kita bisa mengganti pesan dengan menggunakan media
tertulis untuk menghindari terjadinya perubahan pesan lalu menggunakan
bahasa yang sederhana,singkat dan jelas yang mudah di menggerti oleh
staff.penyampaian pesan harus memmperhatikan unsur –usur komunukasi dan
aspek aspek komunikasi efektif sehingga pesan kita itu menjadi besan
yang efektif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar